JAKARTA–Dirlantas Polda Metro Jaya (PMJ) Kombes Latif Usman minta maaf kepada pengendara sepeda motor atas sikap anggota Polantas yang berkata kasar viral di media sosial (Medsos). Sikap anggota yang dinilai arogan itu terjadi di Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (12/9/2023) kemarin.
Anggota Ditlantas Polda Metro Jaya itu diketahui bernama Aipda Abdullah anggota Ditlantas Polda Metro Jaya yang video nya viral di media sosial. “Aipda Abdullah sudah dilakukan pemeriksaan dan mengakui dirinya yang ada di video tersebut,” kata Kombes Latif kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (14/9/2023).
Peristiwa itu berawal saat petugas menghentikan sepeda motor yang diduga melakukan pelanggar lalu lintas. Pihaknya tidak membenarkan sikap anggotanya yang berkata kasar kepada pelanggar.
“Saat sedang bertugas mengatur lalulintas ada pelanggar yang memang sampai sekarang kami belum mengetahui identitas. Memang ada kata-kata yang memang tidak mengenakan, tidak pantas dilakukan oleh petugas,” ujar Kombes Latif Usman.
Saat itu, Aipda Abdullah menhentikan pengendara sepeda motor itu karena menerobos lampu merah dan melewati garis berhenti. “Ada pelanggaran makannya dihentikan sehingga terjadi perdebatan,” tutur Latif.
“Dalam perdebatan inilah mungkin anggota kami berkata kasar. Sebagai pimpinan, kami mohon maaf atas kekhilafan anggota kami,” kata Latif Usman.
Akibat perbuatan yang dilakukan anggotanya, Dirlantas Polda Metro Jaya minta maaf kepada masyarakat khususnya pelanggar yang mendapatkan kata-kata kasar itu. “Saya mohon maaf sekali terhadap pelanggar tersebut dan kami minta bantuan kepada media apabila mengetahui alamat pelanggar kami akan mendatangi rumahnya. Kami akan meminta maaf. Ini akan kami lakukan,” tambah Latif Usman.
Ditlantas Polda Metro Jaya saat ini akan mencari alamat pelanggar dan menyampaikan permohonan maaf secara langsung. “Kami masih terus mencari alamat pelanggar, kalau sore ini kami dapat kami akan mendatangi secara langsung,” ujar Latif lagi.
Sementara itu, secara pribadi Aipda Abdullah juga sudah menyampaikan permohonan maaf. Dia menyesali perbuatannya dan tentunya menjadi pembelajaran buat anggota agar peristiwanya tidak terjadi lagi di lapangan
Sebelumnya beredar video di media sosial tiktok bernama Fenderlita Kasterina yang curhat mengenai pengalaman suaminya dimaki saat ditilang polisi lalu lintas di sekitar Cikini, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (12/9/2023).
Dalam video berdurasi 11 detik yang diunggah di akun @fenderlita, tampak suami fenderlita diberhentikan polisi dipinggir jalan.
Saat itu suami Fenderlita terdengar seperti meminta izin untuk pergi sebentar dan berjanji akan kembali lagi ke tempat dirinya diberhentikan.
Namun salah satu polisi terdengar berkata kasar sambil memaki suami Fenderlita. “Saya anter sebentar saya balik lagi beneran kesini,” ujar suami Fenderlita dalam video tersebut.
“Kurang ajar dari tadi ini!” kata polisi yang ada di depannya. “Udah-udah diantar dulu. SIM mu ada?” timpal polisi yang lain. “Ada ada ada Pak,” jawab suami Fenderlita.
“Mana sini gua patahin ntar! Monyet lu dari tadi lu!” sahut polisi yang berkata kasar.
Dalam keterangan video, fenderlita pun menjelaskan kronologi kejadian awal mula suaminya dimaki polisi.
“Mohon maaf sebelumnya saya tidak pernah benci polisi, baru kali ini ketemu polisi modelan begini. 11 detik yg mewakili,” tulisnya mengawali cerita.
Fenderlita mengatakan jika suaminya saat itu berangkat kerja seperti biasa.
“Sekitar pukul 7.45 di lampu merah dekat kantornya diminta minggir oleh pak pol. Karena ngerasa gaada salah apa-apa akhirnya suami minggir,”
“Pak pol tanya ‘sudah perpanjang stnk?’ Suami jawab ‘sudah’ (ternyata yg baru diperpanjang adalah stnk mobil, yg motor belum). Pak pol minta suami saya serahkan sim & stnk,” tulisnya.
Fenderlita mengatakan selama berbicara dengan polisi suaminya mengaku salah dan tidak melawan sedikitpun saat suaminya diminta menepi ke trotoar.
Saat itu suaminya harus segera antar jualan (roti) ke pelanggan. Dia minta izin untuk antar pesanannya sebentar dan nanti akan kembali lagi karena sudah dekat dengan lokasi pengantaran.
“Pak pol tidak menginzinkan dengan terus mengeluarkan kata-kata kasar. Entah dipikirnya suami saya mencari-cari alasan untuk kabur atau bagaimana.”
“Namun pesanan roti memang harus sampai ke pelanggan jam 8 karena untuk acara di kantornya.”
Fenderlita pun menyayangkan sikap polisi yang harusnya mengayomi malah memaki dengan kata-kata kasar.
“Apakah mengayomi, melindungi dan melayani harus dengan berkata kasar bahkan memaki?” tutupnya. (tom/tra)