JAKARTA–Mantan Deputi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang kini berkiprah dalam penanganan masalah narkoba lewat organisasi Garda Mencegah Dan Mengobati (GMDM), Irjen Pol Purn Arman Depari ungkap fakta yang perlu dicermati terkait pemberantasan narkoba di Tanah air.
Tampil sebagai nara sumber di acara “Kerja Keras Berantas Narkoba” yang ditayangkan stasion TV nasional beberapa hari lalu, Arman Depari blak-blakan mengatakan pemberantasan narkoba masih berkutat di bagian hilir, sementara di bagian hulu masih lemah.
“Pemberantasan narkoba kan harus dilakukan di bagian hulu hingga hilir. Nah, sebanyak apapun kita mengungkap kasus narkoba dibagian hilir akan percuma jika kita tidak bisa mencegah di bagian hulunya,” kata Arman.
Lebih jauh, mantan Pati Polri berambut gondrong ini mengatakan, beragam jenis narkoba yang saat ini berdedar di Tanah Air kebanyakan diselundupkan dari luar negeri.
“Selain ganja, nyaris semua narkoba yang beredar di Tanah air berasal dari negara lain. Jadi sekali lagi, pemberantasan atau pencegahan di bagian hulu harus lebih ditingkatkan lagi,” kata dia.
Arman Depari yang sempat belasan tahun berada di garis depan pemberantasan narkoba mengatakan, salah satu cara yang harus dilakukan untuk mencegah masuknya narkoba ke Indonesia yakni dengan memperkuat kerjasama dengan kepolisian negara lain.
“Tanpa kerja sama akan percuma, hulunya kebanyakan bukan di kita tapi diluar. Jadi kalau kita tidak mampu bekerja sama dengan negara-negara lain yg kita curigai sebagai hulunya maka mereka juga tidak akan peduli meski banyak korban akibat narkoba di negara kita,” beber Arman.
Arman mengingatkan, saat ini 40 persen penduduk Indonesia adalah generasi muda. Dikatakan generasi muda ini adalah market yang menggiurkan bagi para sindikat narkoba.
“Kita kan harus menjaga generasi muda dengan sekuat tenaga agar tidak sampai terpapar narkoba. Salah satunya ya mencegah membanjirnya narkoba ke negara kita. Lah, kalau 40 persen anak muda ini rusak karena narkoba, lalu bagaimana kita menuju indonesia emas ?,” kata Arman.
Tugas Belum Selesai
Disinggung tentang keberhasilan Polri mengungkap kasus narkoba setahun terakhir yang ditandai dengan pemusnahan barang bukti narkoba seberat 214,84 ton, Arman mengatakan keberhasilan itu layak diapresiasi. Namun, lebih jauh Arman menilai ada yang menghawatirkan dibalik keberhasilan tersebut.
“ Pengungkapan kasus narkoba dengan barang bukti mencapai ribuan ton tersebut layak diapresiasi. Kepada aparat yang terlibat dalam pengungkapan kasus-kasus tersebut layak mendapat ucapan terimakasih. Tapi kan tugas kita belum selesai karena narkoba masih terus membanjiri negara kita,” katanya.
Menurut Arman, komitmen pemerintah saat ini terkait pemberantasan narkoba sudah sangat baik. Disebut di tengah banyaknya persoalan bangsa ini, pemerintahan Prabowo justru menjadikan pemberantasan narkoba sebagaiu prioritas yang dituangkan dalam Asta Cita.
“Pemerintah sudah sangat baik menjadikan pemberantasan narkoba sebagai proritas. Bahkan komitmen tersebut secara tersirat ditunjukkan oleh Presiden Prabowo saat memimpin pemusnahan narkoba baru-baru ini di Mabes Polri. Jadi sekarang tinggal bagaimana kita menjaga komitmen itu,” pungkasnya.**
Penulis : tra ginting
Sumber Berita : TVRI







