Bikin SIM Tanpa Tes Di Satpas Depok, Kuncinya Berani Bayar Mahal

Thursday, 9 January 2025 - 11:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

JAKARTA–Bukan rahasia lagi, membuat Surat Ijin Mengemudi (SIM) di Satpas Depok sangatlah mudah. Syaratnya cuma satu, pemohon SIM bersedia membayar biaya yang nominalnya jauh lebih besar dari biaya normal.

Jika berani bayar sesuai harga yang dipatok calo, semua urusan jadi lancar. Pemohon SIM bahkan tidak perlu lagi mengikuti tes psikologi, ujian teory atau uji praktek ketererampilan berkendara yang melelahkan itu. Istilahnya, pemohon tinggal duduk manis, SIM sudah jadi.

“Tadi saya bayar Rp 800 ribu untuk SIM A. Saya hanya disuruh foto, sidik jari, SIM langsung jadi. Kalau soal ujian teori dan praktek, saya tidak ikut, kan sudah bayar,” tutur seorang wanita muda, pemohon SIM, sebut saja namanya Yossy, saat ditemui di lokasi pada akhir pekan lalu.

Alasan Yossi menempuh “jalan belakang” alias menggunakan jasa calo, lantaran mudah dan tak makan waktu berlama-lama .
“Kita datang serahkan KTP dan uang, lalu foto, selesai. Kalau ikut prosedural yang resmi, kemungkinannya nggak akan lulus saat ikut ujian praktek. Sudah buang-buang waktu, SIM pun kita tidak dapat,” katanya.

Apa yang dilakukan Yossy tak jauh beda dengan yang dilakoni pemohon SIM lainnya. Sebut namanya Hendi, bercerita, awalnya dia ditawari bantuan dua petugas yang berseragam lengkap yang berjaga di pintu masuk Polres.

“Sudah ada yang bantu ? Kalau belum biar kami bantu,” kata petugas, menawarkan Solusi.

Gayung bersambut, setelah Hendi mengiyakan, sang petugas langsung menghubungi oknum ordal (orang dalam). Selanjutnya, ada negosiasi soal harga. Setelah itu Hendi langsung ikut sesi foto, sidik jari, lalu duduk menunggu. Tak sampai dua jam SIM sudah jadi.

“Memang pilihan paling bijak ya minta bantuan calo. Pertimbangannya,ya, itu agar urusan lebih cepat dan tak berbelit-belit. Kita tak perlu antre, walaupun biaya jauh lebih mahal dari harga normal,” kata Hendi.

Hendi yang bangga dengan SIM barunya mengaku rela mebayar RP 800 ribu untuk SIM A meskipun dia tahu harga resmi yang ditentukan pemerintah tak lebih dari Rp 200 ribu. “Calo dan oknum untungnya banyak,” katanya sambil tertawa.

Beberapa pemohon SIM lainnya yang ditemui di dua Lokasi, yakni Satpas SIM di lingkungan Polres jalan Margonda dan Satpas di Pasar Segar Sukmajaya, mengatakan hal yang sama. Mereka memilih menggunakan jasa calo karena tidak yakin bakal lulus jika mengurus SIM sendiri.

“Ini kan bukan cerita baru pak, kalau mengurus SIM sendiri, hasilnya mudah ditebak, tidak akan lulus. Lalu kita disuruh mengulang dan mengulang lagi. Capek,” kata Hendi.

Salah seorang calo yang ditemui di Pasar Segar, Depok, sebut saja namanya Bang Joko, bahkan meng-klaim, justru saat ini keberadaan calo saat ini justru sangat dibutuhkan warga pemohon SIM.

“Memang masih ada yang mencoba mengurus sendiri, kan biayanya lebih murah. Tapi biasanya tak ada yang langsung lulus. Kebanyakan dinyatakan gagal saat ujian praktek. Kalau pun dibuat perbandingannya, mungkin hanya satu berbanding seribu yang lulus,” katanya.

Barangkali karena sulitnya lulus lewat jalur resmi itu pula yang membuat prakrek percaloan semakin tumbuh subur di Satpas SIM Depok. Baik di Satpas di lingkungan Polres maupun yang berada di Pasar Segar, Sukmajaya.

Ada oknum petugas yang nyambi jadi calo. Ada oknum pegawai negeri sipil bekerja dobel. Ada tukang parkir merangkap calo.

Pastinya anggota sindikat percaloan ini tidak pernah terpikir atau bisa jadi ereka tidak peduli, jika suatu saat, orang yang mereka bantu memperoleh SIM tanpa tes tersebut, pada saatnyan bisa berubah jadi ‘horor’ mengerikan di jalan raya. (tim)

Facebook Comments Box

Editor : tra ginting

Berita Terkait

PLN dan Uni Eropa Bersinergi Kembangkan Infrastruktur Listrik Hijau untuk Dukung Target Net Zero 2060
Nikmati Program BPPL Yang Digagas Kementerian ESDM dan PLN, 100 Keluarga Prasejahtera di Fakfak Papua Barat Kini Merdeka Dari Kegelapan
Genggam Filosofi “Ain Ni Ain”, Perawat Asal Ujung Timur Negeri Verawati Fofid Bersinar di HKN ke-61
Pelayanan yang Cepat, Efisien dan Ramah di Satpas SIM Daan Mogot Tuai Apresiasi Warga
Polda Metro Sebut Almarhum Hansip Yang Sempat Duel dengan Begal di Cakung Sebagai “Pahlawan Lingkungan”
Maling Motor Yang Tembak Hansip di Cakung Diringkus Di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni
Tren Belanja Online Gerus UMKM, Pengamat Minta Pemerintah Buat Regulasi
Catatan Kritis Ketua SETARA Institute: Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Mengkhianati Reformasi 1998

Berita Terkait

Wednesday, 19 November 2025 - 15:14 WIB

Kapolda Ajak Potmas Jadikan Jakarta Rumah Besar Yang Damai Penuh Cinta

Tuesday, 18 November 2025 - 19:10 WIB

KPAI Apresiasi Langkah Luar Biasa Polri Ungkap Rekrutmen Anak oleh Jaringan Terorisme

Tuesday, 18 November 2025 - 01:47 WIB

Tindaklanjuti Putusan MK Soal Jabatan Sipil, Polri Bentuk Tim Pokja

Friday, 14 November 2025 - 01:09 WIB

Pakar Hukum: Penugasan Anggota Polri di Luar Institusi Tetap Sah Sepanjang Sesuai UU ASN

Friday, 14 November 2025 - 01:06 WIB

MK Pangkas Kewenangan Kapolri, Polisi Aktif Tidak Boleh Duduki Jabatan Sipil

Thursday, 13 November 2025 - 23:30 WIB

Tersangka Kasus Ijasah Jokowi, Roy Suryo Cs Tidak Ditahan, Polda Metro Jaga Keseimbangan Proses Hukum

Tuesday, 11 November 2025 - 20:25 WIB

Polisi Pastikan Ledakan Bom di SMAN 72 Tidak Terkait Dengan Jaringan Teroris

Monday, 10 November 2025 - 19:05 WIB

Tembak Hansip di Cakung Pakai Senpi Rakitan, Dua Begal Kini Terancam Hukuman Mati

Berita Terbaru