JAKARTA- Pengamat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Hilda mengatakan, tren belanja secara online mulai mengancam keberlangsungan hidup UMKM.
Dikatakan Hilda, dalam dua tahun ini pendapatan para UMKM di Jakarta dan Seluruh Indonesia dewasa ini sudah menurun tajam.
“Pelaku usaha UMKM sudah menjerit karena daya beli masyarakat terhadap produk usaha UMKM menurun. Kenyataan pahit ini disebabkan adanya pergeseran masyarakat yang lebih memilih berbelanja secara online, ” kata Hilda kepada wartawan di Jakarta, Jumat (31/10).
Artinya, kata Hilda, animo masyarakat dalam berbelanja secara online untuk wilayah Jabodetabek dan wilayah Indonesia lainnya membuat para pelaku UMKM semakin terpuruk.
“Mulai dari pelaku usaha UMKM seperti baju, sepatu dan barang-barang kebutuhan rumah tangga juga mengalami dilema, karena terjadi penurunan penjualan kisaran tiga puluh hingga tujuh puluh persen setiap harinya,” katanya.
Hilda mengatakan, harapannya dan juga harapan pelaku UMKM, baik di tingkat lokal dan nasional, keterpurukan pelaku UMKM mendapat perhatian dari pemerintah.
“Pesatnya bisnis penjualan online shop dalam empat tahun terakhir ditengah-tengah masyarakat era digital saat ini,
semakin menyulitkan posisi usaha UMKM untuk bisa bertahan dalam kurun waktu tiga tahun kedepan,” kata Hilda.
Lebih jauh, Hilda mengatakan, merosotnya penjualan juga dirasakan oleh pelaku usaha menengah ke atas yang menjual barang-barang seperti jenset, ikut terdampak.
“Para pedagang online yang menayangkan gambar di sosial media dan online lainnya, merupakan bagian dari menarik pembeli secara online. Namun, perlu disadari juga oleh pembeli genset dan gambar yang disajikan tidak sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi barang yang didagangkan,” katanya.
Dikatakan, para pedagang online umumnya menggunakan teknologi ‘AI’ Artificial Intelegent, sebagai strategi para pelaku bisnis online dan menarik pembeli dalam online shop.
“Banyaknya toko online yang beredar hingga beranak pinak di sosial media, lanjutnya, semakin menjadi bumerang pelaku usaha jenset yang sudah lama berdiri di toko-toko Glodok, Jakarta Barat, “katanya.
Hilda juga mempertanyakan Menteri Keuangan RI Purbaya Sadewa dalam penerapan dan manarik pajak terhadap pelaku usaha online yang mencapai puluhan miliar rupiah dari hasil transaksi perdagangan secara online.
“Selain gambar-gambar yang disajikan pedagang online diduga hanya ilustrasi, dan ulasan-ulasan yang terpampang dalam online shop tidak seharusnya dipercaya para pembeli online shop, ” tegasnya.
Hilda menambahkan, dominasi para pedagang online shop telah menjadi momok mengerikan bagi pelaku usaha UMKM dalam menjual produk dan mencari laba di tengah-tengah ekonomi yang tidak menentu.
“Pelaku usaha UMKM berharap Pemerintah RI dan DPR-RI membuat regulasi sebagai payung pelindung demi keberlangsungan usaha UMKM secara nasional kedepan, “tutupnya (jp)



 
					




 
						 
						 
						 
						