Ketua Presidium ITW Edison Siahaan Menilai Pemerintah Prabowo-Gibran Abai Persoalan Lalulintas

Minggu, 27 Oktober 2024 - 19:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto ilustrasi

foto ilustrasi

JAKARTA—Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW) Edison Siahaan belum melihat indikasi adanya kepedulian Pemerintahan Prabowo-Gibran terhadap persoalan lalu lintas (Lalin) dan angkutan umum yang saat ini sedang berada dalam kondisi memprihatinkan.

Bahkan kata Edison, dalam buku Prabowo Subianto bertajuk Paradoks Indonesia dan Solusinya, tidak menyebut soal lalu lintas dan angkutan jalan. Padahal lalu lintas adalah budaya bangsa, potret modernisasi dan urat nadi kehidupan. Semestinya mendapat perhatian serius dari pemerintah.

“Apalagi kemacetan dan kesemrautan serta kecelakaan lalu lintas yang sudah jadi momok bagi masyarakat khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya serta Medan . Bahkan kemacetan dan permasalahan lalu lintas menimbulkan kerugian mencapai ratusan triliun per tahun,”tandas Edison.

Mengutip penjelasan Direktur Lalu Lintas Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Edison mengatakan bahwa kemacetan yang terjadi di wilayah Jabodetabek berpotensi menimbulkan kerugian hingga Rp 100 triliun per tahun.

Sementara kemacetan di kota besar lainnya seperti Surabaya, Semarang, Bandung, Medan masing-masing menimbulkan kerugian mencapai Rp 12 triliun per tahun. Sedangkan kemacetan di Jakarta berdasarkan kajian Bank Dunia pada 2019, potensi menimbulkan kerugian mencapai Rp 65 triliun per tahun.

“Sayangnya, hingga saat ini Pemerintah belum memberikan penekanan secara khusus terkait upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi kemacetan dan berbagai permasalahan yang secara kasat mata dapat dilihat di hampir seluruh ruas jalan raya yang ada,”katanya.

ITW mengingatkan agar ke depan pemerintah memperhatikan dan menerapkan prinsip Accesibility yaitu menciptakan infrastruktur transportasi yang mudah diakses publik dan terintegrasi ke seluruh penjuru serta terjangkau secara ekonomi.

Bukan seperti sebelumnya yang memilih prinsip car mobility yaitu lebih fokus pada pembangunan sarana jalan seperti tol,layang, sehingga mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi. Disusul dengan pertumbuhan industri otomotif dalam lima tahun terakhir khususnya di Jakarta mencapai 4 sampai 5 persen.

Edison menambahkan, ITW memastikan, penyebab utama kemacetan adalah faktor jumlah kendaraan yang tidak terkontrol, sehingga ruas dan Panjang jalan yang ada tidak mampu menerima kendaraan yang setiap hari terus bertambah.

“Hendaknya pemerintah mulai melakukan pembatasan jumlah kendaraan, minimal dengan cara menerapkan setiap pembelian kendaraan baru harus disertai dengan surat keterangan kepemilikan garasi.
Kemudian faktor kondisi jalan yang kerap mengganggu kelancaran lalu lintas, seperti galian tapi abai akan koordinasi dengan steakholder lainnya,” katanya.

Selanjutnya adalah faktor human error, karena rendahnya kesadaran berlalu lintas dan keselamatan masyarakat. Pelanggaran rambu lalu lintas dan sikap tidak peduli memicu terjadinya kesemrautan hingga kecelakaan di jalan raya.

Masih menurut Edison, pemerintah hendaknya terus meningkatkan kualitas sosialisasi dan melibatkan berbagai pihak dalam melaksanakan upaya untuk meningtkan kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat.

ITW juga mengingatkan agar pemerintah jangan terus ‘beternak konflik’ dengan membiarkan praktik illegal di bidang lalu lintas yang terus berlangsung tanpa ada tindakan maupun solusi. Sebab bila beragam pelanggaran tetap dibiarkan hingga terlihat seperti legal, bisa memicu terjadinya konflik yang potensi mengganggu Kamtibmas.

ITW mengajak seluruh lapisan masyarakat agar terus mengingatkan pemerintah bahwa mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas ( Kamseltibcarlantas) dan pengadaan transportasi umum adalah pelayanan publik yang menjadi kewajiban negara. Bukan pelayanan atau kegiatan bisnis apalagi digunakan menjadi mesin pencari untung. (tra)

Edison Siahaan
Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Politisi Senayan Minta Satgas Antipremanisme Tangkap Preman Berkedok Pers
Inovasi Samsat Jakarta Barat, Proses Pembayaran Pajak Kendaraan Cuma 30 Menit
ITW Minta Tilang Elektronik Dievaluasi, Jangan Sekadar Memburu Denda
Jumpa Anak Bernama “Presisi”, Kapolri Jenderal Sigit Terharu
Kapolrestro Bekasi Serahkan Kursi Roda Kepada Nenek Rukiyah, Pihak Keluarga Terharu
Dorong Gerakan Rise And Speak, Direktur PPA dan PPO Ajak Siswa MTsN Salatiga Berani Bicara
Tiga Mobil Polisi Dibakar Massa, Polres Depok Tetapkan Dua Tersangka
Di Samsat Ciputat, Ada Pemutihan Rasa Pungli

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 17:48 WIB

Gandeng Ormas Bang Japar, Polda Metro Jaya Lakukan Penyuluhan Cegah Aksi Premanisme

Senin, 12 Mei 2025 - 15:47 WIB

Stadion Gelora Bandung Lautan Api Saksi Cita Mereka, Putri Karlina, Anak Kapolda Metro Jaya Dilamar Anak Dedi Mulyadi

Senin, 12 Mei 2025 - 15:25 WIB

Samapta dan Unit Anti Anarkis Brimob Polda Metro Jaya Sisir Titik Rawan Premanisme di Jakarta

Kamis, 8 Mei 2025 - 21:36 WIB

Satgas Premanisme dan Ormas Sudah Bergerak, Begini Tupoksinya

Kamis, 8 Mei 2025 - 21:18 WIB

Tegas, Kapolda Banten Nyatakan Perang Terhadap Aksi Premanisme dan Debt Collector

Selasa, 6 Mei 2025 - 18:08 WIB

Polri Gelar Operasi Besar Berantas Premanisme

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:19 WIB

Kapolri Pastikan Kawal Tuntas Peringatan Hari Buruh di Monas

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:09 WIB

Buntut Ricuh Kemang, Polisi Tangkap 19 orang

Berita Terbaru