JAKARTA–Dua tersangka baru kasus dugaan korupsi suap di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dari Kemenhub dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).
Hal itu dikatakan Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri di Jakarta, Senin (22/1/2023).
“Iya benar berasal dari Kemenhub dan BPK RI,” ujar Ali Fikri.
Sejauh ini belum disebutkan siapa pihak yang ditetapkan sebagai tersangka korupsi DJKA dan perannya dalam kasus tersebut. KPK akan mengumumkan nanti secara resmi siapa saja pihak yang ditetapkan sebagai tersangka korupsi DJKA yang disangkakan dalam konferensi pers penahanan.
Penetapan tersangka baru korupsi DJKA dilakukan atas temuan fakta hukum dalam persidangan salah satu terpidana dalam kasus tersebut.
Penyidik KPK, Senin ini memeriksa empat orang ASN Kementerian Perhubungan sebagai saksi untuk dua tersangka baru tersebut. Keempat saksi dimaksud, Fatir Payungan Siregar, Eko Budi Santoso, Heri Supardiman dan Gunawati.
Diberiatakan sebelumnya, penyidik KPK pada 11 April 2023 melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Operasi itu terkait dugaan korupsi di Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) Kemenhub.
Dalam kasus ini, penyidik KPK menetapkan 10 orang tersangka dan ditahan. Meteka diduga terlibat dugaan korupsi proyek pembangunan dan perbaikan rel kereta api di Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Para tersangka itu, empat orang sebagai pemberi suap, yakni Direktur PT IPA (Istana Putra Agung) Dion Renato Sugiarto (DRS), Direktur PT DF (Dwifarita Fajarkharisma) Muchamad Hikmat (MUH).
Selain itu, Direktur PT KA Manajemen Properti sampai Februari 2023 Yoseph Ibrahim (YOS), VP PT KA Manajemen Properti Parjono (PAR), dan Direktur PT Bhakti Karya Utama Asta Danika (AD).
Enam tersangka lainnya ditetapkan sebagai penerima suap, yakni Direktur Prasarana Perkeretaapian Harno Trimadi (HNO), Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Tengah Putu Sumarjaya, pejabat pembuat komitmen (PPK) BTP Jawa Tengah Bernard Hasibuan (BEN).
Selain itu, PPK BPKA Sulawesi Selatan Achmad Affandi (AFF), PPK Perawatan Prasarana Perkeretaapian Fadliansyah (FAD), dan PPK BTP Jawa Barat Syntho Pirjani Hutabarat (SYN). Para tersangka diduga terima suap sekitar 5-10 persen dari nilai proyek dengan perkiraan nilai suap yang diterima keenam tersangka mencapai sekitar Rp14,5 miliar.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjaya dijatuhi hukuman 5 tahun penjara. Dia terlibat dalam kasus dugaan suap yang berasal dari kontraktor pelaksana tiga proyek pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian di wilayah Jawa Tengah.(tra/tom)