KABAR PERSADA – Jumat malam (3/11/2023), Mall Gandaria City, Jakarta terlihat ramai. Di bagian tengah Mall tampak sebuah arena pameran yang cukup luas. Malam itu berlangsung acara Pertamina Small Medium Enterprise atau Pertamina SMEXPO 2023. Sebuah pameran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan PT Pertamina (Persero), sejak Selasa (31/11/2023) hingga Minggu (5/11/2023).
Memasuki arena pameran, terlihat tulisan besar: Pertamina SMEXPO 2023: “Melangkah dari Lokal ke Global”.
Ruag pameran dipadati stand produk-produk menarik UMKM binaan Pertamina. Ada pakaian, asesoris, tas, dan batik. Dari puluhan deretan stand yang ada, di ujung arena pameran, ada enam stand UMKM yang memberdayakan kaum disabilitas.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam Siaran Pers, Sabtu (4/11/2023) menjelaskan, keterbatasan fisik tak serta merta membatasi gerak kreativitas kelompok disabilitas untuk berkarya dan memupuk kemandirian usaha.
Sejalan dengan itu, PT Pertamina (Persero) tahun ini memiliki program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) “Sobat Istimewa”, yakni program pembinaan inklusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk komunitas difabel dan berkebutuhan khusus.
“Fokus kami dalam pemberdayaan disabilitas adalah pengembangan dalam aspek entrepreneurship, supaya Sobat Istimewa dapat mengembangkan diri dengan bakat dan jenis usaha yang sesuai. Program ini menjadi langkah Pertamina mendorong disabilitas untuk makin percaya diri, berdaya guna, dan mandiri,” ungkap Fadjar.
Mewujudkan dukungan positif tersebut, Pertamina memberikan ruang bagi UMKM, termasuk binaan inklusi Pertamina ‘Sobat Istimewa’, untuk menampilkan produk kreatif mereka lewat Pertamina SMEXPO 2023 ini.
Salah satu UMKM binaan inklusi Pertamina yang tampil saat itu adalah Seagana Batik Sasambo dari Nusa Tenggara Barat (NTB) milik Kusman Jayadi (39).
Seagana Batik Sasambo menjadi mitra binaan Pertamina sejak tahun 2021. Dalam memproduksi batik yang terdiri dari beberapa tahapan itu, Kusman Jayadi memberdayakan sejumlah rekan disabilitas. “Kami memberikan pelatihan dan memberdayakan tenaga difabel dalam semua produk kami. Mereka ikut terlibat pada bagian proses penutupan warna atau mencanting,” tutur Kusman, panggilan akrabnya, kepada Kabar Persada, malam itu.
Kusman sangat berbahagia bisa dilibatkan di acara ini. “Saya bisa memperkenalkan hasil-hasil produk kami terutama hasil dari adik-adik difabel dan ini merupakan pengalaman pertama pameran keluar daerah,” tutur ayah dari dua anak ini.
Bagi Kusman, bisa ikut dalam Pertamina SMEXPO sangat bermanfaat untuk perkembangan Seagana Batik Sasambo. Sebagaimana tema kegiatan yaitu, “Pertamina SMEXPO 2023: Melangkah dari Lokal ke Global”, Kusman sangat berharap, melalui pameran ini produk Seagana bisa dikenal hingga Internasional.
“Di daerah, Batik Sasambo ini sudah dikenal. Saya berharap melalui kesempatan ini, Batik Sasambo bisa semakin dikenal masyarakat luas di Indonesia dan kemudian ke luar negeri. Tentunya, pameran ini pun memberi banyak pengalaman dan pelajaran bagi kami untuk mengembangkan produk kami,” katanya lagi.
Karena itu, Kusman sangat berharap kepada Pertamina agar pembinaan tetap berlanjut. “Semoga pembinaan untuk batik Sasambo tetap berlanjut, sehingga akan meningkatkan kualitas produk kami lewat peningkatan sumber daya manusia para pengrajin di tempat kami,” harapnya.
Hal itu juga, katanya lagi, dapat meningkatkan produk turunan Batik Sasambo, seperti: pakaian jadi, tas, sepatu, sandal, dan lainnya. “Karena saat ini kami hanya menjual produk dalam bentuk selembaran kain. Semoga ini bisa terwujud. Ini yang menjadi harapan besar kami,” tuturnya lagi dengan semangat di tengah kerasnya suara musik yang memeriahkan pameran.
Pengikat Persaudaraan 3 Suku di NTB
Kusman menjelaskan, Batik Sasambo memiliki makna filosofi yang dalam walaupun kemunculan batik ini di tengah masyarakat terbilang baru, yaitu pada tahun 2010.
“Makna filosofinya adalah terciptanya kebersamaan, kerukunan dan persatuan tiga suku besar yang ada di Nusa Tenggara Barat, yaitu Suku SAsak (Pulau Lombok), SAmawa (Pulau Sumbawa), MBOjo (Bima dan Dompu),” jelas Kusman.
Jadi, Sasambo merupakan akronim atau singkatan dari ketiga suku tersebut, yaitu Sasak, Samawa, dan Mbojo. “Sehingga, setiap suku ini memiliki persatuan dan melestarikan penggunaan Batik Sasambo sebagai batik khas NTB,” katanya.
Sebagaimana kain batik lainnya, Batik Sasambo juga mempunyai motif khas dan unik yang mengangkat kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.
Seperti yang diproduksi Kusman, batik Sasambo dengan motif Plecing. “Plecing itu adalah makanan khas di Lombok, itu sayur Kangkung. Bagi kami kalau mau kumpul atau ada acara keluarga, ada kegiatan bersama, pasti kami bilang, ayok kita buat plecing. Ajakan membuat plecing itu mengandung makna kebersamaan, saat itu pasti ada canda, tawa dan saling bertukar kisah,” papar Kusman mengenai motif plecing pada Batik Seagana yang merupakan simbol bersatu atau kebersamaan.
Motif-motif Batik Seagana, menurut Kusman, juga mengambil ikon atau potensi daerah setempat, seperti rumah adat dan mutiara. “Melalui desain motif ini, kami juga ingin memperkenalkan potensi daerah kami, selain tentunya juga makna kebersamaan dan persatuan kami,” jelasnya lagi.
Memberdayakan Tenaga Difabel
Proses Batik Sasambo masih menggunakan teknik tradisional. Karena itu, dibutuhkan keahlian dan keterampilan tangan sang perajin saat membuat pola, motif dan warna.
Begitu juga bagi Kusmanm, untuk memproduksi batik Seagana, harus teliti dan hati-hati. Namun demikian, Kusman tidak ragu mempekerjakan tenaga difabel dalam proses membatik pada tahap mewarnai,
Diakui Kusman, awalnya dia hanya memandang mereka sebelah mata. “Sebelumnya, saya anggap dengan keterbatasan fisiknya maka terbatas pula keahliannya, Namun berawal saat saya melatih di salah satu SLB di Lombok Timur, saya menemukan ketekunan, kefokusan dan ketelitian mereka dalam membuat batik. Dari situ saya tertarik merekrut mereka sebagai mitra kami,” papar Kusman yang melatih membatik di 6 SLB.
Istimewanya mereka, menurut Kusman, adik-adik difabel ini lebih fokus, lebih tekun dan juga sangat senang dengan ilmu membatik yang diberikan. “Selain itu, pengakuan dari orang tuanya, mereka berharap, keahlian yang mereka miliki bisa diarahkan dan bisa tersalurkan sehingga ada sumber penghasilan buat mereka setelah lulus sekolah,” ujar Kusman yang memulai usaha Batik Seagana sejak tahun 2007 di kampungnya, Dusun Kedondong Desa Pringgasela Selatan.
Dari daerahnya itu, kini Seagana Batik telah melangkah keluar dengan membawa berbagai motif batik yang kreatif dan sarat makna. “Saya akan berusaha agar Batik Sasambo melalui pameran ini bisa menembus pasar dunia global,” tandas Kusman penuh semangat.
Selain Seagana Batik Sasambo, UMKM inklusi lainnya yang ikut tampil dalam pameran ini adalah Kresna Patra, Safina Quilt, Merajut Asa Kita, Rumah Jahit Lestari dan Mutiara Handycraft,
Pertamina SMEXPO 2023 digelar di empat kota besar di Indonesia. Di Gandaria City, Jakarta (31 Oktober – 5 November), diikuti oleh 41 UMKM yang menjajakan beragam produk mulai dari makanan dan minuman, fesyen, perhiasan dan asesoris, hingga kerajinan khas Indonesia. Juga hadir di Balikpapan (26-28 Oktober 2023), Semarang (3-5 November 2023) dan Pekanbaru (15-19 November 2023).
Pertamina juga menyediakan platform digital virtual sehingga masyarakat yang tidak bisa hadir secara langsung, dapat melihat dan membeli produk-produk UMKM melalui www.smexpo.pertamina.com. ***/Melva Tobing