JAKARTA–Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan, situasi stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Tanah Air sepanjang 2023 secara umum berjalan kondusif. Sepanjang 2023, Indonesia menghadapi berbagai tantangan, baik dalam negeri juga dari luar negeri.
Hal itu dikatakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam Rilis Akhir Tahun (RAT) 2023 di Mabes Polri, Rabu (27/12/2023). Masalah luar negeri seperti perang Ukraina kontra Rusia, perang Hamas dengan Israel, termasuk persaingan Amerika dengan China yang mempengaruhi peta perekonomian negara lain akibat kebijakan pengetatan impor kedua negara.
Meski begitu, situasi ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun 2023 sebesar 4,94 persen atau peringkat keempat di antara negara anggota G20.
Menurut Kapolri Sigit, salah satu faktor stabilnya perekonomian nasional karena tingginya international trust (kepercayaan internasional) terhadap Indonesia. Sebab, kredibilitas lebih diakui, kedaulatan lebih dihormati, suara Indonesia lebih didengar.
Menurut Kapolri, selain kepercayaan internasional kepada Indonesia, stabilitas perekonomian nasional juga terwujud berkat upaya pemerintah dalam menjalankan program transformasi ekonomi sebagaimana tertuang dalam RKP 2023.
Polri berusaha membentuk dukungan terhadap transformasi ekonomi dengan melaksanakan empat KPI yang ditetapkan oleh Kemenpan RB disertai dengan digitalisasi layanan publik.
Guna menjamin stabilitas perekonomian nasional, stabilitas keamanan menjadi prasyarat utama. Seperti dikatakan Presiden Bank Sentral Eropa Christina Lagarde, keamanan nasional adalah pondasi dari stabilitas perekonomian.
Kondisi keamanan Indonesia pada proses baik, berdasarkan Law and Order Index 2023 posisi Indonesia berada pada peringkat kelima dari 120 negara yang dinilai. Hal ini lanjut Listyo Sigit
didukung hasil survei Indikator pada 6 November 2023.
Hasil survei menyebutkan, 95,9 persen masyarakat merasa aman di tempat tinggalnya, 90,6 persen masyarakat merasa aman saat berjalan kendiri di malam hari dan 87,7 persen masyarakat percaya mampu menjaga keamanan di wilayah tinggalnya.
Selain itu, hasil evaluasi hukum sepanjang 2023, jumlah kejahatan sebanyak 288.472 perkara,. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 11,965 perkara atau 4,3 persen dibandingkan dengan tahun 2022 sebanyak 276.507 perkara.
Sedang jumlah penyelesaian perkara kejahatan tahun 2023 sebanyak 203.293 perkara, atau meningkat 1,6 persen dibanding tahun 2022 sebanyak 200.147 perkara.
Kasus menonjol selama 2023 yang ditangani Polri diantaranya, kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) sebanyak 982 perkara. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2022 Tanya 145 perkara.
Kasus narkoba sebanyak 39.389 perkara dengan jumlah penyelesaian sebanyak 31.415 perkara. Kejahatan perjudian sebanyak 2.549 perkara, dan yang berhasil diselesaikan 2.278 perkara.
Kejahatan siber sebanyak 3.785 perkara atau alami penurunan sebanyak 22,11 persen dibanding 2022 sebanyak 4.860 perkara.
Tercatat selama 2023 terdapat 34 perkara kejahatan investasi yang terjadi sepanjang 2023, jumlah ini meningkat 21,4 persen dibanding 2022 sebanyak 28 perkara,” kata Sigit. Polri juga menindak kejahatan terhadap kekayaan negara, seperti korupsi, migas, pertambangan, kehutanan, dan perikanan. Total ada 2.090 perkara sepanjang 2023.
Dalam penanganan kejahatan terhadap kekayaan negara, Polri berhasil melakukan pemulihan aset sebanyak kurang lebih Rp1,34 triliun.((Tom/Tra)