JAKARTA–Kematian Brigadir Setyo Herlambang pengawal pribadi (walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Aditya masih menyisakan sejumlah pertanyaan dari banyak pihak. Tim Asistensi Bareskrim Polri kini melakukan pengambilan sidik jari dan DNA di TKP untuk menyelidiki penyebab pasti kematian korban.
Seperti diberitakan sebelumnya, Brigadir Herlambang ditemukan tewas di kamar rumah dinas Kapolda Kaltara dengan luka tembak di dada kiri tembus belakang. Katanya, korban tewas akibat tertembak saat membersihkan senjatanya.
Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, pengambilan sidik jari dan DNA dilakukan penyidik Bareskrim Polri menggunakan metode scientific crime investigation. “Puslabfor melakukan kegiatan balistik,” kata Brigjen Ramadhan kepada wartawan, Rabu (4/10/2023).
Penyidik mengambil proyektil, selongsong peluru serta sisa-sisa peluru, residu dan mengambil DNA yang ada di TKP,. Pengambilan DNA lanjut Brigjen Ramadhan untuk menguatkan hasil penemuan sidik jari yang ditemukan di lokasi kematian.
Namun pengolahan DNA dibutuhkan waktu sekitar dua pekan baru ada hasilnya. Tim penyidik mengambil DNA yang ada di bagian magazine, senpi yang ada di TKP di mana sedang dalam proses. “Untuk menguatkan dengan sidik jari yang ada di TKP nanti,” ujarnya.
Terkait tewasnya Brigadir Herlambang, penyidik Polri telah memeriksa 14 orang saksi. Para saksi itu, 13 diantaranya anggota Polri yang berada di lokasi dan satu orang lain adalah pegawai harian lepas.
Penyidik juga telah melihat dua rekaman CCTV ketika melakukan gelar perkara untuk mencocokkan dengan keterangan saksi di TKP.(tra/tom)